Faktualjabar Infonya Situs Berita Jabar
Related Articles
Pangandaran, Faktualjabar.com – Total Dana Desa (DD) 8% diperuntukan pengendalian dan penyebaran Covid-19 dan juga mendukung pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro tentu harus dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa.
Hal tersebut harus dioptimalkan untuk apapun berkaitan dengan penanganan Covid-19 ditingkat Desa. Seperti dalam pengadaan masker, disinfektan, fasilitas cuci tangan, Alat Pelindung Diri (APD), pembuatan posko Covid-19 dan banner himbauan kepada masyarakat.
Selain itu, dana desa tersebut juga bisa digunakan untuk mensuplai logistik bagi masyarakat yang tengah melakukan isolasi mandiri. Baik berupa makanan, vitamin, maupun hal-hal yang dibutuhkan selama menjalani isolasi mandiri.
Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-2/PK/2021 tentang Penyesuaian Penggunaan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2021, berdasakan instruksi Mendagri No. 3 Tahun 2020 tentang penanggulangan Covid-19 melalui APBDes.
Instruksi Mendes PDTT No. 1 Tahun 2021 Tentang penggunaan Dana Desa dalam pemberlakuan PPKM berskala mikro di desa, Instruksi Mendagri No. 13 Tahin 2021 tentang pemberlakuan PPKM berbasis mikro dan mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 ditingkat desa da kelurahan, serta surat edaran No. 143/575/SJ tentang percepatan dan pelaksanaan DD tahin 2021.
Maka melalui instruksi ini Pemerintahan Desa harus melakukan hal – hal yang sudah ditetapkan oleh aturan – aturan yang sudah ada. Artinya anggaran tersebur tidak boleh diperuntukan untuk kebutuhan lain selain untuk penanggulangan Covid-19 sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.
Lain halnya terjadi di Desa Karangsari Kecamatan Padaherang, alokasi 8% dari Dana Desa (DD) sebesar Rp 72.000.000,-, dipergunakan kurang lebih Rp 20.000.000,- untuk kebutuhan kegiatan bakti sosial dalam acara “Bakti Bakrie” saat Idul Adha bulan Juli 2021, dengan penyaluran bantuan berupa 4 ekor sapi.
Dikonfirmasi ke Kepala Desa Karangsari Sukiman dimeja kerjanya, Selasa (21/09/2021), dirinya mengakui, bahwa anggaran DD 8% sebesar Rp 72.000.000,- tersebut yang Rp 52.000.000,- untuk penanganan Covid-19, dan sisanya Rp 20.000.000,- untuk kebutuhan lain dalam acara Bakti Bakrie.
“Dirinya menjelaskan tidak adanya anggaran maka Dana Desa untuk penanganan Covid-19 tersebut dipergunakan terlebih dahulu karena menurutnya adanya program Bakti Bagus bagus, terlebih berupa bantuan sapi untuk kurban, bahkan sebelumnya disaksikan oleh Camat Padaherang, Kapolsek Padaherang dan Danramil 1318 Padaherang sebelum program tersebut terealisasi”, ungkapnya.
Lebih lanjut Sukiman menjelaskan bahwa DD 8% untuk Covid-19, dipergunakan karena tidak adanya anggaran lain, sedangkan kegiatan dilaksanakan di desa kami, maka digunakan dana talang yang ada dulu, bahkan 2 Rukun Tetangga (RT) tidak kebagian daging kurban, maka dengan pertimbangan akhirnya dibelikan daging sebanyak 38 kilogram guna mensiasati masyarakat yang tidak kebagian daging kurban, paparnya.
Ditanyakan terkait adanya permintaan berupa uang akomodasi, transportasi untuk kebutuhan pribadi dan lainnya ke Jakarta oleh Hermanto, dirinya dimintai untuk kebutuhan tersebut dengan beberapa kali transfer. Yang pertama Rp 2.000.000, yang kedua Rp 1.500.000, yang ketiga Rp 1.000.000,- dan yang ke empat Rp 500.000,- itupun memakai uang penanganan Covid-19 yang 8%, tandas Sukiman.
Masih menurut Sukiman, adapun anggaran Covid-19 yang telah digunakan sudah lunas ditutup dari Anggaran Dana Desa (ADD) sebesar Rp 20.000.000,- artinya anggaran 8% tersebut sudah beres, paparnya.
Dikonfirmasi kembali terkait kapasitas Hermanto, Kepala Desa menjelaskan bahwa sepengetahuannya beliau adalah perwakilan dari Bakti Bakrie.
Sementara dihubungi melalui aplikasi telepon selular, Kamis (23/09/2021), telepon selulernya tidak aktif, di kirim pesan singkat SMS, Senin (21/09/2021), Hermanto belum memberikan tanggapan. (**)
