Home / Berita Jabar / Pemkab Pangandaran dan Masyarakat Berkomitmen Melestarikan Ekosistem Mangrove di Pesisir Pantai

Pemkab Pangandaran dan Masyarakat Berkomitmen Melestarikan Ekosistem Mangrove di Pesisir Pantai

Pangandaran, Faktualjabar.com – Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.

Mangrove menghasilkan beberapa jenis kayu yang berkualitas baik, dan juga hasil non – kayu atau yang biasa disebut dengan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), berupa arang kayu tanin, bahan pewarna dan kosmetik, serta bahan pangan dan minuman.

Termasuk pula di antaranya adalah hewan -hewan yang biasa ditangkapi seperti biawak air (Varanus salvator), kepiting bakau (Scylla serrata), udang lumpur (Thalassina anomala), siput bakau (Telescopium telescopium), serta berbagai jenis ikan belodok.

Manfaat yang lebih penting dari hutan bakau adalah fungsi ekologisnya sebagai pelindung pantai, habitat berbagai jenis satwa, dan tempat pembesaran (nursery ground) banyak jenis ikan laut.

Salah satu fungsi utama hutan bakau adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. 
Dalam rangka mendukung program Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial Republik Indonesia.

Pemerintahan Kabupaten Pangandaran mendukung penanaman  mangrove sebanyak 20.000 bibit, guna untuk mitigasi bencana, yang berlokasi di Pesisir Pantai Karang Tirta Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih, pada hari Minggu (10/01/2021).

Penanaman bibit mangrove dihadiri Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata, beserta Tagana Kabupaten Pangandaran beserta masyarakat dan penggiat peduli lingkungan.

Dalam kesempatan tersebut H. Jeje Wiradinata menyampaikan guna menjaga ekosistem mangrove dalam rangka pencegahan mitigasi bencana, berupa abrasi dan menahan gelombang tsunami maka seyogianya masyarakat beserta semua elemen sadar akan kepedulian lingkungan terlebih masyarakat dipesisir selatan Pantai Pangandaran

“Dengan membangun green belt atau sabuk hijau berupa hutan mangrove, minimal kita bisa meminimalisir bencana tsunami. Melihat di Indonesia, sekitar 28 wilayah dikategorikan rawan terkena tsunami karena hutan bakaunya sudah banyak beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain,”tutupnya. (Hendris)

About admin

Check Also

PT Pegadaian Galeri24 Berikan Bantuan Material Untuk Pembangunan Madrasah Al-Huda Cikalang

Kota Tasikmalaya, faktualjabar.com – di Bulan Ramadhan kali ini kebahagiaan menyelimuti Yayasan Pendidikan Pesantren Al-Huda …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *