Home / Berita Jabar / Warga Padaherang Merasa Aneh Meninggal Dunia Akibat Cardiac Owest Namun Jadi Positif Covid 19

Warga Padaherang Merasa Aneh Meninggal Dunia Akibat Cardiac Owest Namun Jadi Positif Covid 19

Pangandaran, Faktualjabar.com – Berlonjaknya kasus terkonfirmasinya Covid-19 berbagai wilayah di Indonesia menjadi perhatian sangat serius bagi Pemerintah dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat oleh pemerintah pusat hingga diperpanjang sampai 09 Agustus 2021.

Tak sedikit pula warga masyarakat yang mencurigai adanya rumah sakit yang secara sengaja memberikan diagnosis palsu pasien Covid-19 demi mendapatkan dana anggaran dari Kementrian Kesehatan.

Hal tersebut dialami oleh salah satu pasien berinisial ES warga Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang yang meninggal dinyatakan terpapar Coronavirus Disease of 19, setelah dirujuk ke RSUD Pandega, 29 Juni 2021 malam pukul 23.00 WIB.

Menurut pengakuan keluarga almarhum pasien ES yaitu F saat dikonfirmasi menurutnya ada hal yang aneh, “wajarlah kami masyarakat awam kurang begitu mengerti tentang istilah medis terlebih sebelumnya mempunyai penyakit sesak, pihak keluarga pun membawa ke Puskesmas Padaherang tanggal 29 Juni 2021 jam 19.00 WIB.

Sesuai prosuderal kami mengikuti arahan dari pihak perawat jaga untuk melakukan tes antigen dan hasilnya negatif, namun dikarenakan kondisi pasien saat itu sesak dan fasilitas kesehatan di Puskesmas tidak memadai dalam hal diagnosis lebih jauh, maka diarahkan ke RSUD Pandega, ujar F saat dikonfirmasi Faktualjabar.com.

“Ketika pasien masuk IDG jam 12 malam dan di Swab, pihak RSU Pandega memberitahukan sekitar jam 3 dini hari (31/06/2021) dinyatakan terpapar virus Covid-19. Itupun pihak keluarga hanya diberitahukan secara lisan dan tidak diperlihatkan hasil PCR nya, apakah PCR Antigen atau PCR Swab”, ungkapnya.

Lebih lanjut F menuturkan bahwa ES meninggal dinyatakan Covid-19, kalau melihat dari surat keterangan kematian, nomor 445/SKK-20-99/VI/2021, yang dikeluarkan RSU Pandega tanggal 30 Juni 2021 bahwa saudaranya Almarhum ES itu meninggal disebabkan penyakit “Cardiac Owest”, tandasnya.

Dikutif dari wikipedia apa itu “cardiac owest” merupakan suatu kondisi gangguan yang fatal dimana jantung berhenti berdetak secara tiba – tiba karena gangguan gaya listrik pada otot jantung. Kondisi tersebut membuat jantung tidak dapat berdetak dengan normal dan memicu kondisi aritmia yang dampaknya pada distribusi darah ke seluruh tubuh terganggu. Kematian daoat terjadi dalam hitungan menit karena organ dalam vital terutama otak tidak menerima darah yang cukup.

Ditempat terpisah Kepala Dinas Kesehatan pangandaran Yani Achmad saat dikonfirmasi faktualjabar.com, Senin (02/08/2021) di ruang Humas Sekda Pangandaran, terkait adanya dan kenapa pasien yang tadinya tes antigen negatif di Puskesmas, setelah dibawa ke RSU Pandega Postif terkonfirmasi Covid-19, dirinya menjelaskan bahwa tidak semua pasien yang sudah di tes antigen yang tadi negatif, setelah di tes antigen kembali negatif itupun harus melalui tes PCR, ungkapnya.

“Mengapa demikian, karena jika tes PCR nya 90% positif itu artinya tes antigen pun pasti postif.  Untuk Tes Antigen sendiri hanya mendeteksi virusnya berkisar antara 25 – 30 keatas, jika angkanya 25 itu tidak akan terdeteksi oleh tes rapid antigen artinya negatif, tetapi kalau tes PCR itu akan terdeteksi”, tandasnya.

Disinggung terkait sebab kematian cardiac owest, yani menuturkan itu adanya Comorbid atau penyakit penyertaan yang di derita pasien. Petugas kami tentu memiliki SOP yang sudah disumpah tidak mudah dan sembarangan untuk mencovidkan pasien. Selaku Dinas tentu selalu mengawasi dan bertanggungjawab jika ada hal – hal yang menyimpang, tandas Yani.

“Melihat kondisi pasien yang meninggal, karena belum sempatnya PCR maka dilakukan Pos Mortem yang artinya jika si pasien belum sempat melakukan PCR maka untuk mencegah penyebaran virus maka dilakukan tes yang disebut pos mortem”, paparnya.

Ditempat yang sama Kepala Laboratoriun Daerah Aang menjelaskan untuk Tes Antigen hanya berupa screning, artinya untuk tes antigen sendiri belum bisa menjadi acuan diagnosa pasti apakah si pasien terpapar Covid-19 atau negatif, itu harus melalui Tes PCR.

Dikonfirmasi kembali melalui pesan singkat WA Aang menjelaskan bahwa pasien tersebut menurut pihak RSU Pandega, PCR si pasien tersebut setelah meninggal (Post Mortem). Setelah koordinasi dengan pihak RSU Pandega, “Pasien begitu datang dilakukan Swab Antigen dengan hasil positif setelah itu meninggal dunia”, tutupnya.

Sementara ketika faktualjabar.com untuk konfirmasi terkait hal tersebut dengan  menghubungi bagian Kepala Humas RSU Pandega Sarlan, pihak humas RSU Pandega mengarahkan langsung ke Direktur RSU Pandega langsung agar lebih jelas, pungkasnya (*)

About admin

Check Also

RLPPD 2023 Kabupaten Tasikmalaya, Capaian Kinerja Makro Alami Peningkatan

Tasikzone.com – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya merampungkan Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (RLPPD) 2023. RLPDD ini …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *