Home / Berita Jabar / Kelompok Tani Adakan Gerakan Massal Pengendalian Penganggu Tanaman

Kelompok Tani Adakan Gerakan Massal Pengendalian Penganggu Tanaman

Pangandaran, faktualjabar.com – Bersama ± 20 Anggota kelompok Tani serta kelompok P3A, melaksanakan Gerakan massal (Germas) pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Wereng Batang Coklat (WBC) tanaman padi. Luas pengendalian 80 ha di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherng Kabupaten pangandaran pada hari Sabtu (31/07/2021).

Germas OPT WBC dilakukan saat umur tanaman padi pada usia dini. Hal ini dilakukan karena terdapat populasi lebih dari 20 ekor per rumpun. Sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian OPT WBC dengan tepat dan cepat.

Menurut Koordinator POPT Dinas Pertanian Kecamatan Padaherang Rizal ,Gerakan pengendalian OPT merupakan upaya pengamanan produksi dari serangan OPT. Dalam pelaksanaannya diupayakan melalui pendekatan preemtif dan responsif. Kedua pendekatan tersebut saling terkait satu sama lain sebagai satu kesatuan dalam lingkup pengendalian, Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama dari golongan insekta yang sangat merugikan usaha tani padi. Serangan wereng coklat yang sangat berarti mengurangi hasil padi secara substansial, mengakibatkan kerugian di tingkat petani. Wereng menyerang pada semua stadia pertumbuhan padi dengan cara menghisap cairan tanaman. Populasi tinggi wereng coklat dapat menyebabkan daun berubah kuning oranye sebelum menjadi coklat dan mati. Kondisi ini disebut hopperburn, membunuh tanaman Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput yang sampai saat ini tidak bisa diobati. jelasnya.

“Tanaman padi yang terserang hama wereng coklat menunjukkan gejala menguning dan mengering dengan cepat. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi dan melingkar (hopperburn). Selain sebagai hama, wereng coklat juga merupakan vektor (penular) penyakit virus kerdil rumput pada tanaman padi. Apabila dalam suatu hamparan terdapat populasi OPT WBC, umur 0 – 20 HST terdapat lebih dari 5 ekor per rumpun. Umur 20 – 40 HST terdapat lebih dari 10 ekor per rumpun, dan umur 40 HST lebih terdapat lebih dari 20 ekor per rumpun, maka perlu dilakukan tindakan pengendalian dengan insektisida efektif yang telah direkomendasikan oleh dinas”, katanya.

“Yang paling penting penggunaan insektisida harus bijak dan tidak boleh dicampur dengan insektisida lain karena akan mengurangi efektifitas insektisida yang aplikasikan”, imbuhnya.

‘ Menurut Rizal bahwa saat ini beberapa Desa di kabupaten Pangandaran terdapat laporan adanya serangan OPT WBC pada tanaman padi umurnya di usia dini. Sehingga perlu segera dilakukan pengendalian efektif.

Sementara itu, ketua kelompok tani Tirtasari II Maman Suparman menyampaikan, pengamatan dini oleh petani di lahannya sendiri sangat penting.

” Melaksanakan pengendalian dengan pestisida sesuai anjuran petugas. Germas lebih diupayakan krn pengendalian yang serempak dalam satu hamparan lebih efektif. Pengamatan pasca penyemprotan untuk antisipasi penetasan telur WBC yang lolos saat penyemprotan sebelumnya”, Ujarnya.

“Alhamdulillah setelah koordinasi Petani juga tertib dengan kompak menyemprotkan insektisida secara bersama-sama. Mudah-mudahan serangan OPT WBC dapat dikendalikan sehingga aman hingga panen nanti”, pungkasnya. (Driez)

About admin

Check Also

PT Pegadaian Galeri24 Berikan Bantuan Material Untuk Pembangunan Madrasah Al-Huda Cikalang

Kota Tasikmalaya, faktualjabar.com – di Bulan Ramadhan kali ini kebahagiaan menyelimuti Yayasan Pendidikan Pesantren Al-Huda …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *