Infonya Jawa barat
Home / Berita Jabar / Standarisasi Kelulusan Yang Diterapkan Bawaslu Pangandaran Dipertanyakan
Poster Open Recruitment, Sumber Foto : portal.pangandarankab.go.id

Standarisasi Kelulusan Yang Diterapkan Bawaslu Pangandaran Dipertanyakan

Pangandaran, Faktualjabar.com – Ikuti tahapan seleksi adminitrasi, tes tertulis dan tes wawancara, sebanyak 30 orang Panwascam resmi dilantik Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pangandaran.

Banyak peserta yang memiliki nilai tes tertulis tinggi malah tidak lulus. Sebaliknya, peserta yang memiliki nilai yang rendah malah lulus menjadi Panwascam.

Seperti dikatakan Toni (50), salah satu peserta yang berasal dari Kecamatan Mangunjaya, Kamis (03/11/2022), di Kediaman rumahnya Desa Sindangjaya.

Toni yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Panwascam Mangunjaya mengaku bingung dengan hasil yang diumumkan oleh Bawaslu Kabupaten Pangandaan itu, herannya.

“Nilai tes tertulis saya secara online (Socrative Tes) nomor 3 tertinggi dari seluruh peserta yang ikut dari Kecamatan Mangunjaya, tetapi malah nilai yang paling rendah yang lulus,” ungkap Toni kepada Faktualjabar.com.

Ia juga mempertanyakan standarisasi kelulusannya itu seperti apa, like and dislike ? atau rekomendasi ? atau memang kemampuan yang dimiliki peserta yang sesuai dengan kemampuannya, namun demikian sudah menjadi sebuah keputusan dan saya harus menerima, ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Yayat, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatAps (WA), peserta yang  berasal dari Kecamatan Cigugur dirinya merasakan kebingungan yang sama dengan rekannya yang lain. Padahal ia memiliki nilai nomor 3 tertinggi dari seluruh peserta yang mendaftar di Kecamatannya.

“Dirinya ikuti socrative tes dengan nilai nomor 3 tertinggi dari seluruh peserta Kecamatan dan saya juga berpengalaman dan pernah jadi Panwascam, malah saya tak lulus, makanya saya bingung dengan sistem penilaian panitia,” ujarnya.

Jika kelulusan itu dinilai dari tes wawancara maka dimana letak objektivitas panitia dalam melakukan penilaian. Dia menilai, tidak ada standar yang jelas dalam meletakkan nilai dari tes wawancara tersebut.

“Makanya kami bingung, sebenarnya apa standar panitia penerimaan Panwascam dalam menentukan kelulusan kami ini? Kalaulah penentunya wawancara, untuk apa dibuat tes online tersebut, sementara sama – sama kita ketahui wawancara itu kan sangat subjektif,” tandas Yayat

Di tambah lagi pada proses rekrutme nya pun tidak ada traking, sementara kan traking itu juga salah satu kewajiban panitia, untuk mengetahui latar belakang dari para peserta, pungkasnya. (driez)

About Redaksi Faktualjabar

Check Also

Viman dan Influencer Kota Tasikmalaya Ajak Anak Yatim Berbagi Ribuan Takjil

Kota Tasikmalaya, faktualjabar.com- Ngabagi takjil di Jalanan (Ngabatalan) part IV ini yang digagas para influencer …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *